Senin, 24 Februari 2014

Khasanah Alam: Membaca Musim dari Alam


     Jutaan laron keluar dari sarangnya. Mereka berlomba mendatangi lampu-lampu yag menyala. Lampu tersebut seakan menjadi magnet bagi hewan mungil tersebut, yang menurut sebagian orang enak untuk di santap. Kedatangan hewan-hewan ini dapat menjadi petunjuk musim yang sedang terjadi. Banyak petani yang mengambil pelajaran dari peristiwa alam ini.

    Laron adalah sebangsa rayap yang pada tahap tertentu mencapai bentuknya yang bersayap. Mereka akam berbondong-bondong keluar sarangnya pada malam atau pagi sebagai pertanda pergantian musim dari kering ke basah (hujan). Hal ini kemudian dijadikan patokan oleh sebagian petani bahwa musim tanam harus segera dilakukan.

Fenomena laron  yang datang dengan jumlah jutaan, dapat juga menjadi pertanda bahwa lahan di sekitar keluarnya laron-laron itu merupakan tanah yang subur.

Selain laron ada pula kodok hijau yang akan berbunyi bersahutan ketika kelembaban sudah tinggi atau menjelang sore. Nyanyian “tung kok, tung kok” sang “biduan” kodok akan semakin nyaring terdengar tatkala musim hujan telah datang. Dan kodok yang lainya akan berpesta fora mengadakan “resepsi perkawinan” dan “berbulan madu” menyambut datangnya rahmat tuhan yang diturunkan dari langit.

Masih banyak jenis hewan yang bisa dijadikan pengamatan sebagai penanda musim yang sedang terjadi. Ada kupu-kupu, burung dan lain-lain. Kesemuanya itu mempunyai karakteristik masing-masing yang bisa di ketahui dari hasil pengamatan.

Disamping hewan ada pula berbagai jenis tumbuhan yang dapat dijadikan tanda  musim. Seperti jati, mahoni, angsana dan masih banyak yang lainnya bisa dilihat dari karakteristiknya.

Jati salah satu tanaman primadona akan menggugurkan daunnya ketika menghadapi musim kemarau. Daun jati yang berkarakteristik lebar agak membulat akan “bershodaqoh bumi” sebagai upaya untuk mengurangi penguapandan karena terik matahri. Ketika musim hujan, pohon dengan nilai ekonomis tinggi ini akan mengeluarkan daun barunya yang hijau royo-royo untuk melanjutkan kehidupan dengan “jati diri” yang “sejati” dan dikagumi dunia. Hal yang sama juga terjadi pada tanaman mahoni.

Lain hal dengan angsana, tanaman ini tidak begitu terlihat dari daunnya sebagai tanda datangnya musim tapi dapat diamati melalui bunganya. Dengan warna yang kuning keemasan dan harum baunya bunga angsana akan mekar lalu berguguran menjelang musim hujan atau sekitar bulan Oktober.

     Itulah beberapa hewan dan tumbuhan yang bisa dijadikan tanda musim apa yang sedang berlangsung. Hal ini tentunya tidak di temukan di daerah  perkotaan padat hutan beton yang tidak selaras ekosistemnya.

Penulis: Rasna S Putra