Pagi itu, di Bulan Oktober
ketika penulis berjalan di Komplek Kampus Al-Zaytun, Indramayu, mendapati bunga
kecil berwarna kuning berserakan di jalanan. Hamparan bunga kuning bak emas itu
menarik perhatian. Bukan hanya penulis, yang lain lewat jalan tersebut juga bertanya-tanya.
“Bunga apa ini gerangan?” Bahkan ada yang berkomentar “ini seperti sedang musim
gugur,” ujarnya.
Musim gugur biasa
terjadi di wilayah yang mempunyai empat musim; kering, gugur, semi dan basah.
Hal itu biasanya di negara-negara kawasan eropa dan ada beberapa negara di asia
seperti Jepang. Tapi apa yang terjadi
pagi itu seakan menggambarkan bawa di Al-Zaytun pun terdapat musim gugurnya.
Usut punya usut ‘karpet
kuning’ laksana bunga sakura di musim gugur itu ternyata dari pohon angsana.
Pohon Angsana
ditanam sebagai penghijauan kampus yang banyak terdapat di trotoar. Bunganya
berwarna kuning dan harum. Bunga ini muncul di ujung ranting atau di ketiak
daun secara bergerombol dan setelah mekar akan berguguran seharian penuh sampai
habis.
Jika suatu tempat
terdapat banyak pohon angsana, akan seperti musim gugur ketika bunganya sedang
berguguran. Dan suatu pertanda bahwa musim kemaru akan berganti menjadi hujan.
Disamping untuk penghijauan tentu ini menambah keindahan sebagai suatu
arsitek alam dengan puspa yang indah. Rasna
S Putra